Senin, 26 Oktober 2009

Syekh Siti Jenar Menyatu Dengan Dzat (Ajal) 2

Kebo Benowo dan kedua temannya sibuk memunguti daun emas. Seluruhnya diambil dan dibungkus dengan kain.
“Hahaha, kita pasti kaya dalam waktu singkat.” tawa Kebo Benowo.
“Ki, tidakkah kita aneh pada kejadian ini?” tanya Loro Gempol.
“Benar juga? Dia bisa menciptakan emas dan uang juga memiliki kesaktian yang sangat hebat.” Kebo Benowo membalikan tubuhnya, matanya mengintai ke tempat Syeh Siti Jenar berdiri. “E,eh, kemana orang tadi?”
“O, ya? Masa dia bisa menghilang?” Loro Gempol mengerutkan dahi, tangannya garuk-garuk kepala.
“Manusiakah dia? Makhluk halus?” Kebo Benowo menarik napas dalam-dalam. “Aku rasa dia manusia sakti mandraguna. Sebaiknya kita berguru padanya agar memiliki kesaktian.”
“Benar, Ki. Jika kita sudah sakti bisa menundukan semua rampok dan berada dalam perintah kita. Kalau kita sudah menguasai para rampok tentu tidak akan capek tinggal menunggu setoran.” tambah Loro Gempol.
“Namun Syehk Siti Jenar menghilang? Kemana kita mesti mencari?” Lego Benongo ikut bertanya. Sedari tadi dia hanya mematung belum hilang rasa kagumnya terhadap Syeh Siti Jenar.
“Kita telusuri saja jalan ini. Kemungkinan dia menuju ke pusat Kerajaan Demak,” Kebo Benowo menduga-duga.

***

Syehk Siti Jenar, telah sampai ke pusat Kerajaan Demak. Langkahnya yang tenang serta penuh wibawa tidak lolos dari pandangan para prajurit penjaga keamanan. “Siapakah lelaki itu?” tanya prajurit kerempeng pada temannya yang bertubuh tambun.
“Wali,” jawab si Tambun tenang.
“Pakaiannya mirip wali songo, tapi saya baru kali ini melihatnya. Kita perlu menanyai dan memeriksa orang yang tidak dikenal, mungkin saja dia pemberontak yang lagi menyamar.” ucap si Kerempeng penuh curiga.
“Biarkan saja, siapa tahu dia sahabatnya para wali. Buktinya dia berjalan menuju mesjid.” si Tambun tetap tenang.
“Meskipun demikian kita tetap harus menjalankan tugas. Ayo kita hadang dia dan tanya maksud kedatangannya!” si Kerempeng bergegas menenteng tombak dan tameng, mengejar langkah Syehk Siti Jenar.

Bersambung…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar