Selasa, 03 November 2009

Pertajam Kemampuan "Radar Hati"

Alat komunikasi berupa radar sangat unik dan bermanfaat sekali bagi pertumbuhan teknologi tinggi. Ketika alat frekuensi lain tidak mampu mengenal obyek, RADAR (radio and ranging) adalah alat pancar dan sekaligus receiver digabung. yang bisa memantau obyek jarak jauh. Sebuah radar bekerja karena dia mampu sebelumnya memancarkan sinyal kemudian setelah mendapatkan obyek iapun bisa diterima. Kadang dalam bentuk digital view kadang pula suara dan grafik lainnya. Dalam dunia hewan teknologi radar dimiliki oleh kelelawar (codot tah namine?).




Dalam hati kita pun terdapt sejenis radar yang sudah ditanam untuk menerima "frekuensi" dari Ilahi. Namun karena banyaknya area hot spot yang kurang dipelihara, menyebabkan diskomuniasi dan kaburnya citra "ditigal" dalam jiwa kita. Akibatnya, banyak hati yang dibiarkan kosong dan tidak bekerja semestinya.


Biasakanlah agar tidak ada penghalang antara kita dengan Allah. Penghalang itu seperti: lamunan, keinginan, emosional, syahwat, nafsu, atau yang berhubungan dengan duniawi, syetan, dan lain-lainnya. Dari kecil kita juga diajari bahkan disimpan di dalam hati. Hendaklah semua penghlang itu agar dilatih dengan bertakholli atau melatih diri dengan mengosongkan segala macam penghalang agar antara kita dengan Allah tidak ada penghalang sedikitpun alias lancar.


Yang membuat kita terus berdoa sekian lama namun unsur penghalangnya dibiarkan bebas menempati badan batin kita maka antara kita dengan Allah masih tetap ada penghalang. Karena itu tanyakanlah kepada diri sendiri sebab yang tahu adalah diri kita sendiri masih adakah penghalang yang menggangu. Tindakan yang harus diberikan adalah singkirkan semua penghalang itu. Maka proses ini disebut bertakholli.


Dalam berdzikir mengucapkan lafadz "laa ilaaha illallaah", ada tiga proses: bertakholli yaitu mengosongkan segala isi hati yang dianggap Tuhan. Kemudian tahap kedua, ber- Tahalli yaitu memasukkan yang sudah ditiadakan tadi berupa Ilah. Tahalli berasal kata dari halal atau memasukkan kesadaran penuh akan keagungan dan kedekatan kepada Allah di hati. Kemudian Tuhan yang diagungkan itu dengan mengucapkan Illallaah adalah proses Tajalli atau mengagungkan (jalla) yang hanya diberikan kepada Allah.


Dalam aturan syari'at Rasulullah saw melarang meludah menghadap Kiblat. Karena antara kita dengan Ka'bah sebenarnya tidak boleh ada penghalang. Karena di antara kita dengan ka'bah itu ada Allah.


Dalam istilah tarekat, dzikir jahar adalah untuk meluluhkan hati. Semakin banyak dzikir jahar ketka melafalan laa ilaaha illallah, itu berarti si lidah hanya sekedar membantu ketika berucap "laaa ilaahaa". Saat mengucapkannya dengan ngawurpun tidak apa-apa tetapi saat mengucapkan lafadz "illallah" maka niatkan dalam diri kita untuk menghancurkan KOTORAN DALAM hati.


Hal itu sebagaimana Rasulullah saw bersabda:


عن نافع ، عن ابن عمر ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إن هذه القلوب تصدأ كما يصدأ الحديد » قيل يا رسول الله ، فما جلاؤها ؟ قال : « ذكر الموت وتلاوة القرآن » - ( ومن مسند عبد الله بن عمرو 3924 ) قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن القلوب تصدأ كما يصدأ الحديد قيل فما جلاؤها يا رسول الله قال : كثرة تلاوة كتاب الله تعالى وكثرة الذكر لله عز وجل


Dari Musnad Abdullah bin Amr, berkata : Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya hati itu terdapat kotoran sebagaimana besi berkarat. Dikatakan apa pembersihnya ya Rasulullah? Dijawab: banyak membaca quran dan banyak berdzikir.


Pengertian "kamaa yasdaul hadidd" sebagaimana besi berkarat, maka … hati penuh dengan karat seperti karatnya besi. Maka kiskiskanlah dengan dzikir jahar. Kalimat "Illallaah" saat berucap niatkan itu dengan menancapkan dalam hati sehingga yasda (karat-karatan) tadi akan terkikis dalam hati. Dengan terkikisnya karatan dalam hati, sehingga mampu memantulkan cahaya yang datangnya dari Allah dan dikembalikan cahaya itu kepada Allah. Itulah manfaatnya dzikir secara jahar.


Dua Fungsi Dzkir
Dalam berdzikir pula ada dua hal: dzikir lisan dan dzikir hati. Dzikir lisan itu menghasilkan dzikir dalam hati, sedangkan dzikir hati menghasilan muroqobah (saling mengawasi antara kita dan Allah, dimana Allah mengawasi kita dan kitapun mengawasi Allah). Adapun yang lebih mendekati pembersihan hati adalah dzikir tarekat Naqsabandiyah, yaitu dzikir ismudzat. (Imam Ghozali dalam kitab: Majmu' Rosail, halaman 179 darul fikr)


Sedangkan dzikir hati itu sebagi upaya untuk bisa merasa dekat dengan Allah. Di dalam dzikir hati ada perasaan muroqobah dengan Allah. Jadi fungsinya beda: Kalau dzikir jahar berfungsi untuk mengikis kotoran sedangkan dzikir hati membantu untuk menghilangkan batu yang gelap gulita agar bisa terang benderang. Karenanya nur ilahi yang kita terima dalam hati lalu tidak tampak sinarnya mungkin karena kotoran seperti hal-hal di atas. Maka dengan dihilangkan melaui pedengaran dan penglihatan bisa menjadi bersih.


Yang namanya hati mempunyai mata, hidung. Karenanya semuanya itu harus dibersihkan. Sebab sebagaimana mata, hidung dan telinga yang kita miliki juga menghasilkan banyak sekali kotoran yang dihasilkan.


Ibnu Hajar Al Asqolani berkata:


الاجور تفاوت بحسب رزيادة المشاقة فيما كان أجره بحسب مشقته اذ المشقة دخول فى الأجر

.


"Pahala itu ada tingkatan derajatnya disebabkan dengan jerih payahnya (masyaqot). Karena di dalam jerih payah itu terdapat ganjaran." Tidak beribadah tapi masyaqot itu berpahala.

Dalam pengalaman sehar-hari, orang-orang yang tengah beribadah akan menghadapi berbagai macam kendala. Kendala-kendala itu itulah disebut penghalang (masyaqot). Namun siapa saja yang ber¬u¬sa¬ha terus untuk beribadah meskipun sulit karena adanya peng¬halang, maka pahala itu akan terus mengiringinya.


Karena itu pahala itu sesuai dengan rasa capeknya. Karena itu orang yang berfikir itu berbeda dengan orang yang tidak berfikir. Demikian pula orang yang santai berbeda dengan orang yang berdzikir. Kecepatan orang yang berdzikir luar biasa begitu pula pahalanya.


Penghalang seperti rasa mengantuk, capek, malas dan lain-lain itu bisa dilawan terus maka di sana ada pahala yang siap mengiringinya. Singkatnya, perbedaan sedikit dan banyaknya atau berbotot dan tidaknya nilai pahala semua itu diseimbangkan dengan masyaqotnya.


Sehingga kita bisa bercermin dengan mereka yang tidak pernah merasa lelah. Misalnya saat harus melalukan kebaikan namun kondisinya loyo tapi tetap saja mau datang dan melakukan dzikir yang dijadikan sebagai kebiasaan baik, maka dibalik itu ada sesuatu yang luar biasa. Di sanalah ada ada pahala Allah karena sebagaimana ungkapan Ibnu Hajar di atas, pahala Allah akan disesuaikan dengan masyaqqot. Tentunya tempat berdzikir itu juga berbeda antara tempat yang masyaqot dengan yang memiliki tempat nyaman. Jadi tempat yang tidak mewah dan tidak nyaman namun aktivitasnya bernilai, maka tentu nilainya pasti berbeda dengan yang berada di tempat yang mewah lagi nyaman.


Masyaqot adalah penghalang kita menuju ALlah. Tapi masyaqot juga
menjadi penyebab untuk mendpatkan pahala yang derajatnya berbeda dengan orang lain yang kurang masyaqotnya.

SEMAKIN SERING MEMBERSIHKAN HATI DENGAN BERDZIKIR BAIK DZIKIR LAHIR MAUPUN DZIKIR HATI, INSYA ALLAH HOT SPOT KITA SEMAKIN PEKA DAN KARENANYA, FREKUENSI MENJADI BENING SEHINGGA "RADAR HATI" SEMAKIN BERFUNGSI UNTUK KEMASLAHATAN.


WALLAHU A'LAM.

Ilmu Padi

Kroyokan tidak Selamanya Jelek



MENJADI bijak seseorang, ada yang mengatakan tidak harus tua. Artinya, sedari mudapun bisa. Banyak sudah memberikan teori misalnya seorang Profesor ahli SDM Sjafri Mangkuprawira mengemukakan 11 point menjadi bijak. Ada pula yang hanya 5 cara menjadi bijak. Tapipikiran nyeleneh saya mulai kambuh lagi, loh mengapa tidak belajar daripadi-gabah untuk menjadi bijak sana dan bijak sini. :) Sehingga jika jadi pemimpin muda sekalipun, kesalahan pemimpin bisa dihindari.

Namanya pikiran aneh, tidak perlu dihiraukan tapi cukup waspadaikeanehannya. Begini saat saya melihat penggilan padi, prosespenggilingan itu kira-kira sebagai berikut:

Penggilingan padiPadi gabah itu kan sebelum menjadi beras dia digiling terlebih dahulu dalam mesin. Coba bayangkan jika yang digiling itu hanya satu gabah, kan tidak mungkin. Karenanya, proses gabah menjadi beras itu meski bergerombolan. Mula-mula masuk di cerobong wadah, kemudian gabah-gabah itu bersama-sama saling menggencet diri mereka masing-masing. Baru pekerjaan genjet-menggenjet dalam ruangan mesin gilingan itu selesai, berasa yang sudah bersih putih mengkilap dan wangi itu keluar dengan bebas dan diap untuk dilahap.

Kalau begitu, setiap orang yang ingin menjadi “beras”, ya tentu sajatidak mungkin akan hidup sendirian. Sebab kalau sendirian akan tetapjadi gabah namun mersasa benar sendiri. Tidak ada yang mengoreksi,membantah apalagi menggencetnya.


Mencari ilmu pengetahuan sendirian pasti akan berbeda jikabareng-bareng dan bergerombol. Saudara saya pernah saat masuk perguruantinggi, ia tidak bisa belajar sendirian melainkan ia ajak sekitar 5orang untuk belajar bersama-sama menyelesaikan soal-soal yang akandiujikan di kampusnya.


Dari padi jadi nasiTernyata cespeleng! kawan-kawannya yang sendirian belajar banyak yang gagalditerima, sementara dia dan kelompoknya berhasil dengan mengagumkan.Ini berarti mirip team management, tim sepak bola, gang motor, simponi musik dan berbagai macam tim yang tergabung dalam organisasi apapun.


Dunia Blog saya kira sangat bagus untuk dijadikan sebagai saranauntuk memproses menjadi beras. Para penulis blog yang apa adanya, jujurdan semangat tentu saja akan bermanfaat jika dikoreksi, dibantah dll.Tetapi juga masing-masing saling mengoreksi dan tidak bisa merasamenjadi beras sendiri.


Jadi ternyata menjadi pintar, bijak di sana dan bijak di sini ,tidak perlu injak saja injak sini. Cukup belajar dari padi gabah. Jadiorang yang merasa tidak butuh dengan komunitas lain yang berbeda paham,beda idiologi, dan semacamnya, orang/golongan itu hanyalah gabah-gabahyang bergelenteran. Siapa sih yang mau makan gabah, paling-palingburung dara :) . Jadi benar bahwa keroyokan itu tidak selamanya jelak bukan… wallahu a’lam.


Bagaimana menurut sampean?

Ilmu Tebu

tebuGuru saya selalu menyampaikan pesan-pesan moral kepada murid-muridnya lewat cerita pendek yang bersahaja dan mudah untuk dipahami. Disamping cerita pendek, Beliau juga menyampaikan tamsilan-tamsilan tentang hakikat dan makrifat dalam bentuk yang sederhana sehingga bisa diterima oleh semua kalangan baik murid lama maupun yang baru belajar thariqat. Salah satu cerita yang sering Beliau sampaikan setelah zikir bersama (tawajuh) adalah Ilmu Tebu



“Siapa diantara kalian yang belum pernah melihat tebu?” begitulah Beliau membuka cerita setelah terlebih dahulu menyampaikan puji-pujian kepada Allah SWT dan shalawat kepada Nabi SAW beserta para sahabat dan pengikut-pengikutnya serta kepada seluruh auliya-auliya akbar Thariqat Nadsyabandi. Beliau selalu mengingatkan kami bahwa para Nabi dan para Wali itu tidak pernah mati, mereka hanya berlindung disisi Allah SWT.


Kemudian Beliau bertanya lagi,”Kalau kalian perhatikan tebu, bagian mana yang paling manis, ujungnya atau pangkalnya?”. Serentak murid-murid Beliau menjawab, “Pangkalnya Guru!”.


“Benar, tebu itu yang manis adalah pangkalnya semakin ke ujung maka akan semakin hambar. Coba kalian perhatian tebu apabila ditiup angina. Bagian yang bergoyang mengikuti arah angin adalah pucuknya. Kalau angin datang dari timur maka dia akan menghadap kebarat begitu juga sebaliknya kalau angina datang dari utara maka ujung tebu akan mengikuti arah angin menuju ke selatan. Bagian ujungnya itu tidak ada pendirian, terombang ambing menurut keadaan.”


Guru diam sejenak kemudian Beliau kembali melanjutkan ceramahnya, “Begitulah gambaran orang yang belum menemukan seorang pembimbing rohani, dia akan terus menerus mencari kebenaran tanpa batas waktu padahal umur yang diberikan Tuhan hanya sebentar. Apabila didengar ada ulama A disana keramat maka dia akan ke ulama A, besoknya didengar lagi ada kiayi Z sangat hebat maka dia mendatangi kiayi Z. Orang seperti ini adalah ibarat sama dengan buih dilautan yang akan mengikuti arus laut dan tidak mempunyai pendirian.”


“Seseorang yang telah menemukan kebenaran tidak akan pernah bisa digoyahkan oleh apapun, dia tetap ditempatnya seperti pangkal tebu dan istiqamah dijalan yang ditempuhnya. Inilah orang-orang yang telah diberikan pencerahan dan dibukakan hijab oleh Tuhan”


Begitulah Guru saya bercerita tentang ilmu tebu. Cerita itu sudah lama sekali saya dengar dan sangat membekas di hati. Saya sangat terkesan dengan apa yang Beliau sampaikan karena sebenarnya saya dulunya adalah ujung tebu yang terombang ambing oleh angin. Saya adalah seorang pencari yang tidak mengerti apa yang saya cari sehingga sekian banyak orang saya jumpai namun tidak membuat saya bisa menemukan ketenangan hati apalagi menemukan Tuhan.


Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk kepada saya sehingga berjumpa dengan seorang ulama pewaris Nabi, memiliki kekeramatan yang luar biasa sehingga sampai saat ini saya benar-benar terbimbing kejalan-Nya.


Lewat tulisan ini saya sampaikan kepada saudara se Guru bahwa kita semua telah dipertemukan dengan seorang Khalifah Rasul, dengan seorang Ulama Akhir Zaman yang sangat keramat maka perpegang teguhlah kepada Beliau.


Semoga Allah SWT akan membukakan hijab kita untuk menyaksikan kebesaran-Nya dan rawatlah biji zikir yang telah ditanam dalam Qalbu sehingga nanti akan berbuah dan bisa dinikmati oleh sekalian manusia dimuka bumi. Mari kita menebarkan salam dan kebajikan kepada seluruh manusia sebagai bagian dari bhakti kasih kita kepada Guru dan sebagai bagian dari amal ibadah kita kepada Allah SWT. Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur panjang kepada Ulama Pewaris Nabi sehingga akan terus bisa membimbing dan menuntun kita ke jalan-Nya, Amien Ya Allah, Amien Ya Rahman, Amien Ya Rahim, Amien Ya Rabbal ‘Alamin

Ciri Orang yang Dicintai dan Dibenci Allah

Suatu kali Nabi musa bertanya kepada Allah Subhanahu wata'ala tentang siapa yang Allah kasihi dan tidak kepada hambaNya. Pertanyaan itu kurang lebih seperti ini: "Ya Allah bagaimana aku tahu apa ciri orang-orang yang tengah Engkau cintai dan tidak Engkau cintai." Lalu Allah berfirman: Sesungunya bila AKU mencintai maka orang itu ada tandanya:



Orang yang selalu berdzikir. Aku berikan tanda kalau Aku mencitainya maka orang-orang ini selalu berdzikir.

Dzikir dalam pengertian lebih luas dimaknai sebagai perbuatan apapun yang semata-mata rido karena Allah subhanahu wata'ala. Dan dzikir ini baik dalam bentuk ucapan, perbuatan ataupun lintasan dalam hati, masing-masing memiliki bobot dan nilai yang tinggi di sisi Allah subhanahu wata'ala. Salah satu kelebihan itu seperti disabdakan oleh Kanjeng Rasulullah saw:


"Barangsiapa yang masuk ke dalam pasar kemudian membaca: "laa ilaaha illalahu wahdahu laa syarikalah, wahua hayun laa yamut, wahua alaa kulli syain qodirr., kataballahulladzi alfa afi sanatin..." maka Allah memberikan pahala yang berlipat ribuan."

Pasar memang mengasikkan tetapi perlu waspada. Di sana tidak sedikit kesempatan orang berbuat curang sangat banyak. Hingga dalam sebuah ayat, celaka besar orang yang menimbang dengan curang. Di pasar itu pulalah sering sekali ditemui timbangan yang dikurangi karena dicurangi. Di pasar juga sering terjadi gejolak harga yang sewaktu-waktu menguras harta dan tiba-tiba memberi keuntungan yang berlipat. Kebohongan, ketidakjujuran dan lain sebagainya paling mudah ditemui di pasar dimana terjadi transaksi barang dan jasa.

Kita juga bisa melihat dalam doa-doa harian sebagai dzikir yang diinformasikan oleh para sahabat-sahabat Nabi saw dalam merekam tindakan Rasulullah saw. Hampir dalam setiap perbuatan Rasulullah saw seperti direkam oleh para sahabatnya melakukan doa. Seperti mau tidur dan setelahnya ada doanya. Demikian hingga memakai baju dan melepaskannya. Bahkan ketika hendak masuk WC (water closet) dan keluarnya semua itu ternyata dimulai dan disudahi dengan doa. Untuk mengetahui doa-doa itu banyak sekali buku-buku mengutip doa-doa yang diajarkan Rasulullah saw. Atau kalau mau merujuk ke sumber aseli (hadits) silahkan membuka kitab-kitab hadits di sana banyak sekali.

Kenapa sampai harus membaca do'a do;a tertentu. Salah satunya misalnya kenapa harus membaca doa saat masuk WC (water closet) doanya seperti berikut:


أللهم إنى أعوذبك من الخبث والخبائث

"Ya Allah lindungi kami dan (kejatahan) syetan laki-laki dan perempuan"

Dalam sebuah riwayat, orang dikejar-kejar syetan kemudian masuk WC dan membaca doa itu, maka kemudian syetan itu tidak bisa melihatnya.


Kelas dzikir kita dimana?

Kalau demikian dimanakah kelas (posisi) dzikir kita kepada Allah swt. Sesuai dengan yang diajarkan Nabi saw seperti saat kita memakai pakaian, lalu berdoa sesuai sesuai yang diajarkan Nabi, saat itulah dalam kondisi berdzikir.

Selain dzikir yang berbentuk doa, juga disertai niat: "Saya niat memakai pakaian ini untuk menutup aurat karena Allah". Atau dengan bahasa lain: "saya niat memakai pakaian supaya jangan masuk angin" dan seterusnya. Niat seperti ini juga termasuk dalam kategori dzikir tingkat tinggi.



2. Orang yang dijauhkan dari perbuatan haram.


Ciri kedua dari orang yang dicintai Allah adalah ia dijauhkan dari perbuatan haram. Sebab merekalah yang layak masuk surga,dan tidak pantas menerima adzab. Karennaya, kita bersyukur bila kita punya perasaan dan tindakan untuk membenci perbuatan-perbuatan jahat: Seperti membunuh, memfitnah, berjudi, berzina, takabur dll. Jika memliki itu, maka kita memiliki salah satu ciri dicintai Allah subhanahu wata'ala. Namun kita juga waspada sekali kepada dosa-dosa yang samar dan tidak terasa seperti kadan-kadang muncul dengan sendirinya seperti membicarkan kejelekan orang, merasa benar dan sombong sendiri, merasa paling pinter dst.

Singkatnya, dua hal tersebut hendaknya menjadi tolok ukur sejauhmana kita berada di sisi Allah subhanahu wata'ala . Jika posisi kita ini tidak seperti dua hal di atas, maka berarti posisi kita sudah bisa diketahui menjadi orang yang tidak dicintai Allah subhanahu wata'ala .

Salah satunya adalah nafsu yang terus dibiarkan dan selalu melakukan perbuatan yang haram. Karena orang yang selalu berbuat haram adalah patut mendapat adzab. Sebab mereka yang selalu mengikuti nafsunya sendri.

Akhirnya, marilah kita selalu mengedepankan khusnudzon sekaligus memperbaiki diri guna menjaga amalan-amalan harian agar tetap dalam bimbingan Rasulullah saw. Tentunya dengan terus berupaya meniru dan memperhatikan prilaku kita sebisa mungkin dengan menjaga sunah-sunah dan tentu saja setelah perbuatan yang wajib-wajib diperkekat.

Dengan terus berupaya belajar untuk tetap berada dalam rel wahyu dan berada di belakang Kanjeng Nabi Muhammad saw, Insya Allah kita bisa menjadi orang yang dicintai Allah. Sekali lagi orang yang dicintai Allah dan dibenci bisa diketahui dari ciri-cirinya. Karenanya mari kita teliti diri kita sendiri dalam kondisi apakah kita saat ini. Wallahu a'lam.

LEBIH NIKMAT DARI SURGA

Kecintaan kaum sufi kepada Allah, bukan sebab takut akan siksa-Nya, atau kerena ingin surga-Nya, akan tetapi karena rindu dendam merasakan kelezatan cinta-Nya. Juga karena Allah adalah yang paling berhak dicintai. Itulah idealnya dalam bercinta, yang tidak dikenal oleh selain mareka yang menjadi pilihan Allah.




Nikmat terbesar yang mereka harap-harapkan hanyalah ridha dan berjumpa dengan Dia. Sementara siksa yang paling mereka takuti adalah jauhnya dari memperbincangkan soal keindahan kedamaian-Nya, juga dari tempat berkomunikasi dengan-Nya. Mereka terhalang dari sinar Dzat yang Maha Mulia.


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa maqam tertinggi yang bisa dicapai oleh pengamal ilmu zahir (syri’at) adalah wukuf dipadang Arafah, menunggu terbukanya pintu rahmat dan karunia Allah SWT dan pada hakikatnya adalah menunggu kehadiran Allah. Apakah selamanya kita harus menunggu, dan apakah menunggu itu hanya di Padang Arafah?


Seluruh ritual Haji sebagaimana ibadah lain tentu saja mempunyai aspek zahir dan bathin. Pada hakikatnya orang yang melaksanakan haji adalah memenuhi panggilan Allah, menjadi manusia mulia sebagai tamu Allah dan tentu saja sebenarnya setiap yang menunaikan ibadah haji sudah pasti berjumpa dengan yang punya rumah, jumpa dengan yang mengundang yaitu Allah SWT.


Dalam ilmu zahir (syariat), Ihsan merupakan puncak pencapaian spiritual dan tidak ada lagi maqam setelah itu. “Shalatlah kamu seolah-olah kamu melihat Allah dan jika kamu tidak melihat Allah yakinlah Allah akan melihat kamu” inilah dasar dari Ihsan. Menurut kaum sufi tentu saja maqam ini masih spekualitif, masih seolah-olah dan tidak ada kepastian disana.


Siapapun yang bersikukuh pada syariat tidak akan bisa melanjutkan perjalanan ke maqam berikut yaitu Makrifatullah, berpandang-pandangan dengan Allah dan inilah kenikmatan puncak dari para penempuh jalan spiritual melebihi apapun, bahkan kenikmatannya melebihi surga.


Abu Yazid al-Bisthami ketika berada dalam puncak kegembiraan, dia berbisik, “Apakah itu surga? Surga hanyalah mainan dan kesukaan anak-anak. Aku hanya mencari Dzat Allah. Bagiku surga bukanlah kenikmatan yang sejati. Dzatnya menjadi sumber kebahagiaanku, ketentraman yang menjadi tujuanku.”


Mengenai ucapan Abu Yazid yang agung ini, Ibnu Arabi pernah ditanya seseorang. Jawabnya, “Tidak masalah. Rasulullah pernah berkata dalam do’anya, “Wahai Tuhan kami…! Aku mohon kepada-Mu kelezatan melihat DzatMu. Aku rindu ingin bertemu dengan-Mu”.


Setiap hamba yang ingin berjumpa dengan Allah terlebih dahulu dititipkan rasa rindu dan cinta membara dihatinya, dengan itulah dia mampu bermujahadah melawan hawa nafsu dan berbagai rintangan untuk sampai kepada tujuannya yaitu menemukan cinta sejati dan berjumpa dengan yang dicintainya.


Konon An-Nuri bertanya kepada Rabi’ah al-Adawiyah, katanya, “Setiap hamba punya syarat. Setiap iman punya hakikat, apakah hakikat iman anda?” Rabi’ah menjawab, “Saya menyembah Allah bukan lantaran takut Dia. Karena dengan persepsi demikian, aku seperti budak hina yang bekerja hanya karena takut. Tidak pula lantaran ingin surga, agar tidak seperti budak hina yang diupah. Akan tetapi aku menyembah-Nya karena cinta dan rindu kepada-Nya.”


Sa’id bin Yazid berkata: “Barang siapa beramal karena Allah atas dasar cinta kepada-Nya, itu lebih mulia dari pada beramal atas dasar ketakutan.” Selanjutnya dia berkata, “Andaikan diberikan kepadaku do’a yang mustajab, aku tidak akan minta Firdaus, akan tetapi aku hanya akan memohon ridha-Nya.” Katanya pula,”Lupa kepada Allah itu lebih menyiksa dari pada masuk neraka”


Kalau memang memandang wajah Allah itu merupakan nikmat yang melebihi surga, kenapa kita tidak berusaha mencari jalan untuk bisa memandang wajah-Nya? Para Nabi dan orang-orang sufi mengatakan bahwa memandang wajah Allah itu bisa di dunia dan tentu bisa juga di akhirat, kalau memang bisa melihat-Nya di dunia ini kenapa kita harus menunggu sampai datang kiamat? Bukankah kalau wajah-Nya bisa dilihat di dunia sudah pasti di akhirat juga wajah itu tidak berubah dan sudah pasti bisa dilihat juga, kalau di dunia tidak bisa melihat Allah, di akhirat?!?

"Berkolusi" dengan Nabi saw

Sudah bukan rahasia umum, bahwa proyek yang besar atau kecil dengan mudahnya seorang pengusaha mendapatkannya manakala ada kolusi dengan pejabat. Pengusaha yang kongkalingkong itu secara lahiriah mendapatkan keuntungan dengan mudah. Selama pejabat yang dikenalnya itu masih berada pada posisinya, proyek berikutnya akan jatuh ke tangannya. Lalu apa kaitannya dengan konsep “kolusi” bersama Rasulullah saw itu?


Sebagai gambaran saja, bahwa hubungan kita dengan nabi bisa diibaratkan antara pengusaha dan pejabat. Nabi saw sebagai “pejabat pilihan” dan kita sebagai pengusaha yang pintar. Tidak terhitung jumlah “para pengusaha” yang mendapatkan keuntungan lahir batin karena sering “berkolusi” dengan Rasulullah saw. Karena beliau adalah “pengusaha pilihan” maka tentu saja “proyek” yang diberikan tidak akan merugi.


Apa bentuk “kolusi” dengan Nabi saw itu, tidak lain adalah kita mendekati beliau dengan berbagai bentuk: ada dengan perbuatan ada pula dengan ucapan. Orang yang selalu menjalankan sunnah Nabi saw adalah mereka sebagai ‘pengusaha” yang kerap mengikuti apa maunya “Pejabat”.


Selain perbuatan, “pengusaha” yang selalu menyebut-nyebut Nabi saw, menceritakannya dan terus-menerus memuji serta brdoa kepda Allah swt untuk Nabi saw. Bentuk do’a dan ucapan yang ditujukan kepada Nabi saw itu tidak lain adalah bershalawat, bik ketika pagi siang sore hingga malam, dalam keadaan apapun.


Benarkah dengan mendekati Nabi saw itu kemudian kita akan memperoleh keuntungan? Mari kita simak misalnya orang-orang yang mendekati Nabi saw itu akan memperoleh keuntungan. Ayat ini tentu tidak berlaku pada zaman Nabi saja, tetapi ila yaumil akhir (hingga kiamat). Allah swt berfirman:


Artinya:

* Dan DATANG (KEPADA NABI) orang-orang yang mengemukakan uzur, yaitu orang-orang Arab Badwi agar diberi ijin bagi mereka (untuk tidak pergi berjihad), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih. (QS. 9:90)


* Hai NABI, apabila DATANG KEPADAmu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan KEPADA Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 60:12)


Pada QS. 9:90 Orang yang udzur datang kepada Rasulullah saw untuk tidak berjihad karena uzur. Sedangkan pada ayat di bawahnya, orang-orang (wanita) datang kepada Nabi saw dan berjanji setia menjalankan syariat agama yang lurus, Allah memerintahkan Nabi saw untuk mendoakan kepada mereka.


Tentu saja sungguh beruntung orang-orang yang berusaha datang kepada Nabi apakah meminta izin atau juga untuk bernjanji setia atau dalam rasa cinta akan beliau, niscaya akan ada imbal balik dari Rasulullah saw.


Allah saw dan para malaikat senantiasa bersalawat kepada baginda Muhammad Rasulullah saw. Para pewaris Nabi yaitu ulama dan mutaqddimin juga tidak pernah lepas dari ajaran bershalawat baik dlam ucapan maupun perbuatan. Ucapan tentu dengan doa: Allahumma shallai ‘ala Muhammadin sedangkan dalam tindakan berupa sunnah-sunnahnya.


Bentuk-bentuk kecintaan kepada Rasulullah saw itu kini bukan saja dalam bentuk shalawat individu sekarang seudah komunal. Misalnya dalam peringatan Maulidurrasul, dalam kegiatan seni qasidah, pembacaan sastra ucapan seperti syair-syair barzanji dan lain-lain.M eskipun ajaran ini bukanlah diwajibkan tetapi sebagai refleksi kecintaan kepada Rasulullah saw.


Sebagai penutup, mari kita renungi: Adakah dalam sejarah tercatat bahwa orang bisa bertemu Nabi saw dalam mimpi yaitu orang-orang yang menentang kepada pembacaan shalawat, menentang dan menantang orang-orang yang melakukan peringatan maulid Rasulullah saw dan menetang segala bentuk kegiatan yang diniati karena kecintaan kepada Rasulullah saw? Ingatlah bahwa bertemu Rasulullah saw di dalam mimpi adalah sejati yang tidak bisa ditiru oleh Syetan.


Yang dikhawatirkan adalah mereka justru jauh dari kecintaan kepada Rasulullah saw dan bahkan sibuk untuk terus mengejar orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah saw. Bahkan lebih jauh lagi, diantara mereka banyak yang mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa bershalawat itu adalah perbuatan musyrik. Nau’zubillaaaah.


Kesimpulan:

1. Orang yang ingin beruntung harus mendekati orang yang paling baik di dunia. Siapa lagi kalau bukan Rasulullah saw.
2. Selain kepada Rasulullah saw juga mendatangi orang-orang yang dicintai oleh orang yang paling baik sedunia. Siapa lagi kalau bukan para pewaris Nabi yaitu al ulama warosatul anbiya: “ulama adalah pewaris para Nabi."
3. Berbuat baik kepada orang yang paling baik dan kepada orang dicintai niscaya akan mndatangkan kebaikan baik dalam kehidupan kini maupun msa datang.
4. Kolusi yang baik adalah bentuk hubungan dengan orang-orang baik, yang akan mendatangkan kebaikan kini dan akan datang. Kolusi jahat mendatangkan malapetaka bagi bangsa, kini dan akan datang.
5. Orang yang bisa bertemu dengan Rasulullah saw dalam mimpi adalah mereka yang teruji dengan kecintaan kepada Allah, Rasul dan makhkukNya. Namun adakah dalam sejarah orang bisa bertemu dengan Rasulullah saw namun mereka menuduh dan memusyrikkan kepada orang-orang yang bershalawat kepada beliau?. Wallhu a’lam.

Pengaruh Dzikir terhadap Kesehatan Jiwa

Surat al-Ra'd / 13:28, menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah maka hati menjadi tenteram. Dzikir sebagai metode mencapai ketenagan hati dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir dipahami dan di ajarkan dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan dengan kalimat-kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat syahadat La ilaha illa Allah ke lafazh Allah dan sampai ke lafazh hu.


Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:

a) Manusia memiliki potensi intelektual. Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.

Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.

b) Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.

Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.

Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.

Nilai Sebuah Emas

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, “Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?”


Sang sufi hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, “Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?.”

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas?. Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.” “Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.” Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain.

Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda.

Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya “para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi “pedagang emas”. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas.

Sobat…“Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.”

Menambah Ketakwaan kepada Yang Maha Agung

taqwaHakekat Masalah
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, umat manusia semakin terbuai oleh teknologi, mereka di manjakan dengan fasilitas teknologi dan berbagai produk teknologi yang membuat mereka lupa akan kebesaran Sang Khalik.

Ada dua teori perubahan sosial dan sosiologi. Pertama, proses perubahan yang di mulai pada diri manusia secara individu (perorangan), kemudian di lanjutkan pada perubahan sosial pada level masyarakat dan kemudian diakhiri pada proses perubahan pada level sistem sains dan teknologi. Kedua, proses perubahan sosial yang dimulai dari perubahan sistem sains dan teknologi, kemudian merambat pada perubahan level masyarakat, dan diakhiri perubahan pada level individual.

Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat 6 berbunyi sebagai berikut :

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerkjakan apa yang diperintahkan." (QS. At tahrim : 6)

Berdasarkan ayat diatas Islam menganut teori perubahan sosial pertama. Adanya kewajiban memperbaiki kualitas kepribadian di mulai dari dirinya terlebih dahulu, yaitu perintah "Jagalah dirimu" dan kemudian di susul dengan kata "dan keluargamu", menjadi petunjuk bahwa dalam Islam perubahan-perubahan kearah yang positif di mulai dari level individu (diri sendiri) dan kemudian disusul pada masyarakat (teori pertama).

Bila di jabarkan lebih jelas, ayat di atas menggunakan teori perubahan sosial yang perttama, dapat dipahami bahwa perubahan pada diri manusia (secara individual) mencakup keimanan, akhlak, pengetahuan dan perilaku (merupakan factor-faktor yang bisa menyelamatkan manusia dari api neraka). Kemudian perubahan pada level hubungan antara anggota masyarakat berdasarkan faktor-faktor yang telah dimiliki pada level individual tadi.

Setelah terbentuk sistem kemasyarakatan tersebut, barulah perubahan di arahkan pada perubahan sistem sains dan teknologi yang berupa metode-metode untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

teknologiBerbeda dengan Islam, negara-negara Barat menganut pada teori perubahan sosial yang kedua. Di mulai pada perubahan-perubahan (pengembangan) sains dan teknologi, kemudian mengubah sistem kemasyarakatan dengan menyesuaikan pada perubahan yang terjadi dalam bidang sains dan teknologi, dan kemudian diakhiri dengan mengubah sistem perseorangan yang juga menyesuaikan dengan perkembangan sains dan teknologi.

Apa akibat dari pengaruh kedua teori tersebut? Pada teori pertama, perkembangan sains dan teknologi (IPTEK) akan berlangsung dengan cara-cara yang manusiawi, hal ini karena perkembangan IPTEK itu dikendalikan oleh individu dan sistem kemasyarakatan yang sudah memiliki kepribadian, bahkan sains dan teknologi lebih bersifat sebagai sarana.

Sementara pada teori yang kedua, sebagaimana dianut Negara Barat, karena titik awal perubahan dimuali dari perkembangan IPTEK, sedangkan perubahan pada level masyarakat dan level individual menyusul kemudian dengan menyesuaikan pada perkembangan IPTEK, maka IPTEK-lah yang mengendalikan manusia. Disinilah, kemudian terjadi proses yang mengabaikan nila-nilai kemanusiaan, manusia kehilangan jati dirinya, dan manusia asing dengan dirinya sendiri. Inilah yang menimpa negara-negara industri modern, bahkan ironisnya keterasingan sudah merambah pada negara timur bahkan Indonesia.

Sekarang kita lupakan masalah di atas sejenak, mari kita kembali pada masalah yang kita bahas. Ketika mereka mengambil buah hasil karya para ilmuan-ilmuan dan mereka sangat menikmatinya, Namun ketika mereka ditanya "Dari kalangan mana saja ilmuan yang pertama kali melakukan penelitian masalah ilmu pengetahuan dan teknologi?,dan dasar apa yang para ilmuan gunakan ketika melakukan penelitian?"

Fakta membuktikan bahwa sebagian besar dari mereka tidak banyak mengetahui awal perkembangan ilmu pengetahuan dan dasar yang di gunakan oleh para peneliti. Mereka kebanyakan menjawab bahwa para ilmuan yang meneliti pada waktu itu adalah kebanyakan dilakukan oleh kalangan para ilmuan Eropa dan dasar yang digunakannya, kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya. Sungguh ini sangat ironis,mengapa bisa demikian?untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita bahas bersama.

Perlu diketahui sekitar abad ke-7 Islam mengalami kejayaan atau merupakan masa keemasan Islam. Pada saat itu muncul ilmuan-ilmuan Islam yang berperan banyak bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia ini. Dengan hanya bermodal Al-Qur'an mereka dengan teliti menterjemahkan maksud dari ayat-ayat tersebut. Dari ayat-ayat Al-Qur'an inilah mereka para ilmuan Islam menggambarkan tentang maksud ayat-ayat Al-Qur'an tersebut.

Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di muka bumi. Ini tidak terlepas dari sumber agama Islam itu sendiri yaitu Al-Qur'an.

Al-Qur'an melalui ayat-ayatnya telah berepengaruh besar bagi perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi yang ada di bumi ini. Kekayaan yang terkandung dalam Al-Qur'an ini telah mendorong penemuan-penemuan ilmiah di dunia Islam pada abad ke7 hingga abad ke14 masehi yang memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu di Eropa.

Al-Qur'an mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan dan wahyu adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak akan terpisahkan. Keduanya merupakan aspek kebenaran yang sama. Terbukti wahyu yang Allah turunkan kepeda Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk menuntut ilmu dan pentingnya arti belajar dalam kehidupan umat manusia. Khususnya Islam. (QS Al-Alaq : 1-5).

Al-Qur'an mengajarkan bahwa kemajuan keberagaman ilmu pengetahuan dan teknologi dicapai dengan perantaraan belajar. Al-Qur,an sangat menekankan pentingnya proses belajar. Bahkan kenyataannya, seluruh filosofi Al-Qur'an didasarkan pada pembelajaran yang pada gilirannya akan mengangkat derajat manusia.

Tanpa pengetahuan manusia tidak dapat mengenal Tuhan dan rahasia kekuasaan-Nya, Firman Allah dalam surat Al-‘Alaq jelas menunjukkan bahwa Tuhan menghendaki agar manusia mengenal-Nya melalui manifestasi dan keajaiban-Nya dalam alam semesta ini. Kemudian ia diajari rahasia nama-nama yang terdapat dalam ciptaan Tuhannya, sedangkan mahluk ciptaan-Nya yang lain disuruh tunduk dan bekerja dalam segala hal yang ia inginkan

Pada saat yang bersamaan jika kita menimba ilmu pengetahuan tanpa di barengi dengan do'a maka yang akan di rasakan adalah ketidaksempurnaan dalam belajarnya. Di tegaskan pula menurut Al-Qur'an hanya orang yang berilmu, akan dapat derajat yang tinggi karena mereka akan mengetahui betapa besarnya mukjizat yang allah berikan kepada uamat-Nya. Di dalam Al-Qur'an di jelaskan pula bahwa seluruh yang ada di alam semesta di penuhi dengan tanda-tanda kekuassaan-Nya yang di sadari hanya orang yang berilmu saja.

Lihat gambar ukuran penuhManusia sebagai insan yang berpotensi untuk mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan dan Allah-lah yang mengajari tentang apa yang tidak manusia ketahui.

"dan Allah mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuianya."

Dalam mendorong umat Islam untuk bekerja sungguh-sungguh dalam pencarian ilmu harus terus di sosialisasikan karena masa mendatang akan lebih berkembang.

Pada waktu bersamaan Allah memperingatkan kepada manusia bahwa dalam bekerja karas untuk memperjuangkan kehidupan seharusnya tidak melupakan tujuan dari penciptaannya adalah ketika mengambil manfaat alam semesta ini untuk memenuhi kebutuhannya tidak melupakan satu hal. Ia wajib ingat bahwa hidup itu sementara ia jangan sampai larut oleh kekayaan dunia fana ini.


Kitabuallah mengatakan bahwa pengetahuan dan pengajaran yang sejati hanya dapat diperoleh melalui utusan Allah:

Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas semua syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan jangnlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa. Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk rohmat bagi kaum yang meyakini.(QS Al-Jaksiyah:18-20).

Orang-orang yang beriman itu berkata : " Hai kaumku, ikutlah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak ku ketahui padahal aku menyeru kamu( beriman) kepada yang mha perkasa lagi maha pengampun?". (QS Al-Mukmin : 38,41-42). (www.Google.com)

Ayat-ayat di atas dengan sangat jelas bahwa ilmu pengetahuan yang benar adalah datang dari para utusan-Nya. Sumber-sumber yang datang dari selain Allah SWT hanyalah dugaan belaka dan tidak ada manfaatnya bagi alam semesta. Al-Qur'an menjelaskan (QS Yunus:36).

Melalui ayatnya, Al-Qur'an memberi dorongan kepada para ilmuan-ilmuan untuk melakukan beragam macam penelitian dalam pendidikan. Banyak sekali ilmu-ilmu yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang manfaat dari ilmu tersebut bisa kita rasakan sampai saat ini seperti ilmu Astronomi yang manfaatnya adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan-keadaan tentang planet atau benda luar angkasa yang mana gunanya untuk membantu kegiatan perhitungan tentang luar angkasa, matematika gunanya untuk menghitung yang aplikasinya banyak digunakan untuk menjaga keseimbangan suatu benda, kedokteran : bukti teknologi, adanya alat-alat yang digunakan untuk operasi, dan sebagainya yang hikmah mempelajari ilmu-ilmu tersebut adalah untuk mengetahui betapa besarnya Allah SWT menciptakan alam semesta raya ini, berikut dijelaskan sebagian ilmu tersebut :

1. Astronomi
Astronomi adalah ilmu penegtahuan yang berkaitan dengan gerakan penyebaran dan karakteristik benda-benda langit.

Pendapat lain, ilmu astronomi adalah ilmu yang membahas kemajemukan langit dan bumi.

Semua yang berhubungan dengan alam semsta ini banyak sekali di jelaskan dalam Al-Qur'an yang mengacu pada suatu kesan keharmonisan dan kesetimbangan yang sangat menakjubkan diantara gerakan benda-benda langit. Itu menunjukkan bahwa mereka sedemikian taatnya kepada Sang Pengatur alam jagat raya ini. Semuanya diatur dan di kendalikan oleh Allah SWT sehingga keteraturan dan keseimbangan yang ditunjukkan oleh alam jagat raya ini menjadi tanda akan kebesaran Allah SWT.

Banyak sekali ayat-ayat alqur'an yang memberikan gambaran tentang banyaknya jumlah langit dan bumi. Al-qur'an menuntun manusia untuk memperhatikan langit :

"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada diatas mereka? Bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit-langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?" (QS Qaf : 6).

Pengaturan dan pengendalian benda-benda langit itu sedemikian menakjubkan. Al-qur'an menjelaskan keteraturan dan keseimbangan yang mengagumkan ini dengan firman berikut :

"Katakanlah: "Siapa Yang Empunya langit yang tujuh dan Ynag Empunya ‘Arasy yang besar?" mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah,"Katakanlah: "maka apakah kamu tidak bertakwa? Katakanlah: "Siapa yang ditangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"(QS Al-Mu'minun : 86-88).

Tujuan gerakan matahari dan bulan di gambarkan sebagai berikut :

"Dia menyingsikan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan )matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Mengetahui." (QS AL-Anam:96).

Adapun hikmah di balik pergerakan bintang-bintang, di jelaskan Allah di dalam firman -Nya:

"Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya pentunjuk dalam ke gelapan di darat dan di laut sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) pada orang-orang yang kami ketahui"

Kemudian Al-Qur'an menagrahkan perhatian manusia pada keteraturan, disiplin, ketat, dan gerakan-gerakan yang menakjubkan.

Ayat-ayat Al-Qur'an itu sungguh mendorong pengembangan penelitian ilmih dan study tentang astronomi untuk mengungkap banyak lagi informasi tentang ciptaan Allah Yang Maha Esa tentang karakteristik dan perilaku benda-benda langit, sifat, dan pengaruh gerakannya terhadap fenomena alam. Semakin kita berfikir tantang tanda-tanda kebesaran Allah yang terhampar di langit dan di bumi,semakin dekatlah kita kepada Sang Pencipta alam semesta

2. Matematika

Sebagaimana sumber ilmu pengetahuan lainnya dalam Islam, konsep kajian kajian matematika adalah tauhid, yaitu keesaan Allah.

Bilangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kajian matematika pada masa permulaan sejarah Islam. Dimensi kualitatif dan sepiritual dari angka-angka segera mengislamisasikan konsep bilangan ala pitagoras menjadi sebuah bentuk yang sering di sebut sebagai "Pitagoras Ibrahimi "yang amat tersohor. Ini adalah sebuah paham bahwa peranan angka-angka dan bilangan sangat menonjol karena di sinari oleh pesan dari Yang Maha Esa.

Jalaslah bahwa mempelajari bilangan-bilangan dan angka-angka memperoleh dorongan kuat dari Al-Qur'an sehingga membuka cakrawala belajar baru dalam bidang matematika. Kebodohan manusia di ganti dengan ilmu pengetahuan, kemiskinan di ganti dengan kekayaan.

Berkat study Al-Qur'an kaum muslimin mencapai keberhasilan besar dalam ilmu pengetahuan tentang angka-angka dan bilangan dan kemudian berlanjut pada ilmu hitung. Al-Qur'an menyebutkan angka-angka dalam berbagai konteks, misalnya

"Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar kami mengetahui manakah di antara golongan itu yang lebih tepat dalam menghituing dalam beberap lamanya mereka tinggal (dalam gua)." (QS- Al-kahfi:11-12).

"Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal dibumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi), melainkan sebentar saja, jika kamu sunggu-sungguh mengetahui." (QS Al-Mu'minun:112-114). (www.google.com)

Masih banyak lagi ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang telah memberikan bahan pemikiran dan dimensi kepada para ahli matematika agar mereka lebih dalam lagi memasuki dunia angka dan bilangan dan menemukan metode dan teknik baru dalam mencari jawaban yang tepat terhadap masalah yang diajukan.

Al-Qur'an memang benar-benar memberikan dorongan kepada para ilmuan Islam untuk melakukan penelitian dalam bidang matematika yang pada gilirannya memungkinkan para ilmuan muslim menemukan teknik-teknik baru dalam bidang ini.

3. Kedokteran
Kemajuan di bidang kedokteran juga dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli kedokteran di masa yang lalu dengan merujuk pada sumber ilmu didunia yaitu Al-Qur'an. Prinsip yang ada dalam Al-Qur'an dengan mengutamakan keseimbangan dan keselarasan hidup manusia, ini merupakan sumber inspirasi terbesar dalam pengembangan semua disiplin ilmu pengetahuan dalam Islam. Semua aturan syariat Islam yang ada pada Al-Qur'an mengarah pada kehidupan yang sehat dan kebersihan rohani, lingkungan yang bersih yang aman bagi kelancaran hidup manusia itu sendiri

Faktor awal yang mendorong umat Islam mempelajari ilmu kedokteran adalah tubuh manusia itu sendiri.Selanjutnya kajian Al-Qur'an juga mendorong pengkajian terhadap tubuh manusia karena ia mengatakan bahwa tubuh manusia merupakan tanda kebesaran Sang Khalik.

"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaaan Allah) bagi orang orang yang yakin." (QS Al-Dzariat : 20).

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak." (QS Al-Rum:20).

Dari sinilah bisa di katakan bahwa awal perkembangan ilmu kedokteran adalah berawal dari Al-Quran yang tujuannya tidak lain adalah untuk menunjukkan betapa agungnya Allah Sang Maha Pencipta.

Sebagian ilmu yang dijelaskan di atas adalah merupakan sebagian kecil ilmu yang telah di jelaskan oleh Allah melalui firman-Nya. Masih banyak lagi cabang ilmu yang mungkin tidak bisa penulis jabarkan namun manfaat dari ilmu tersebut bisa kita rasakan sampai sekarang. Ilmu-ilmu yang berkembang saat ini merupakan perkembangan penelitian yang di lakukan oleh pakar ataupun ahli-ahli dalam bidangnya yang berasal dari kalangan Islam yang kemudian di pakai hingga sampai sekarang ini.

Jelas sudah bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berasal dari orang Islam, pendapat yang mengatakan perkembangan IPTEK dilakukan atau diteliti oleh orang-orang Barat (Eropa) di bantah dengan tegas melalui ayat-ayat Al-Qur'an diatas. Serta para ilmuan ketika melakukan peneltian selalu menggunakan dasar yaitu Al-Qur'an sehingga jelas bahwa antara Islam dengan perkembangan ilmu teknologi sangat berkaitan erat karena sumber Islam itu sendiri yaitu Al-Qur'an. Dengan ini kita dapat menambah pengetahuan kita semua serta menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT bahwa Allah telah menciptakan pedoman hidup bagi manusia yang begitu lengkapnya.

Manfaat Shalat

Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tapi juga gerakan-gerakan salat adalah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.


Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaannya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan sholat, merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam salat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya: Takbiratul Ihram:, berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.

Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’:, Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf.

Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I’tidal:, Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud:, Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.

Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam:, Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang bersembahyang yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar salat waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Yang menarik, menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahannkanya beberapa waktu lalu.

Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis.

Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. “Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Bergitu sebaliknya, ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata drogma atau doktrin.

Menurut DR. Sholeh. Orang stes itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai perasaan ihklas serata tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, salat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahan tubuh yang baik. (Dari berbagai sumber)

Jilbab Panjang

Apa yang spontan terpikir di benak kita ketika melihat seorang muslimah yang memakai jilbab besar dan cadar, ditambah lagi pakaian yang lebar dan panjangnya sampai menyentuh tanah??

Oke, kita tak sedang membahas mengenai hukum jilbab dan cadar. Insya Allah masalah ini dapat ukhty temukan pembahasannya pada Hukum Bercadar Tapi kita tengah berbicara tentang panjang pakaian sang muslimah yang sampai menyentuh tanah.


“Mbak, mau nyapu jalan ya? Itu lho gamisnya kepanjangan, sampai ke tanah.”

“Sudah lebar, panjang pula. Apa ga kotor? Kalau kena najis di jalan gimana? Ga sah donk kalau pakaiannya dipakai sholat.”

“Iiiih… Jadi muslimah kok jorok sih? mbo’ panjangnya yang biasa aja. Ga usah berlebihan. Biar ga kotor…”

Ukhty, sering mendengar komentar semacam ini bukan?

Namun di sisi lain, kita temukan pula para wanita yang masih meremehkan masalah menutup aurat. Kaki, bagian tubuh wanita yang seharusnya ditutup justru digembor-gemborkan agar dijadikan salah satu daya pikat kecantikan wanita.

Semakin pendek pakaian, semakin menarik, begitu anggapan mereka. Bahkan rok pendek dan rok mini menjadi bagian dari fashion model baju wanita. Wal iyaudzubillah.

Lalu, sepanjang apakah seharusnya pakaian wanita menurut syariat??


Anjuran Bagi Wanita untuk Memanjangkan Kain Pakaiannya


Ya Ukhty fillah, telah engkau ketahui bahwa wajib hukumnya bagi wanita untuk menutup auratnya. Dan termasuk bagian dari aurat yang harus engkau tutup adalah kakimu.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai bagian bawah pakaian, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata kepada Rasulullah, “Lalu bagaimana dengan pakaian seorang wanita wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hendaklah ia mengulurkannya satu jengkal,” Ummu Salamah berkata, ‘Jika demikian masih tersingkap ” Satu hasta saja dan jangan lebih dari itu,” jawab beliau. (HR. At Tirmidzi. Hadits hasan shahih)

Dari hadits di atas dapat ditarik dua kesimpulan, yaitu:

Pertama, bahwa seorang wanita wajib menutup kedua telapak kakinya dengan pakaiannya.

Kedua, boleh hukumnya memanjangkan pakaian bagi seorang wanita dengan ukuran sebagaimana telah dijelaskan hadits di atas.

Dari mana diukurnya satu jengkal di mana seorang wanita memanjangkan pakaiannya?

Dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan ulama satu jengkal itu diukur dari mana. Akan tetapi, pendapat yang kuat -insya Allah- satu jengkal adalah diukur dari mata kaki. Karena inilah Ummu Salamah berkata, “Jika demikian, kedua kakinya masih tersingkap,” lalu Rasulullah memberikan keringanan dengan satu hasta.

Para ulama telah bersepakat bolehnya seorang wanita memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki. Hal ini berbeda dengan kaum laki-laki di mana mereka mendapat ancaman keras bila memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki.

Sebagaimana kaum laki-laki, kaum wanita pun dilarang isbal. Akan tetapi ukuran isbal pakaian wanita berbeda dengan kaum laki-laki. Isbal-nya pakaian laki-laki adalah di bawah mata kaki. Sedangkan isbal-nya pakaian wanita adalah bila melebihi satu hasta atau dua jengkal.

Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits bahwa Rasulullah membatasi panjang pakaian wanita hanya boleh ditambah satu hasta atau dua jengkal, tidak boleh lebih.

Saat ini banyak kita dapati model pakaian wanita ala Barat, misalnya saja pakaian pengantin. Bagian atas ketat dan membuka aurat, tapi anehnya bagian bawahnya justru sampai bermeter-meter panjangnya!!

Betapa banyak kesalahan yang terdapat dalam model pakaian semacam ini. Pertama, Tidak menutup aurat. Kedua, Isbal. Ketiga, merupakan pemborosan dan perbuatan yang sia-sia. Keempat, menyerupai (tasyabuh) orang kafir.

Cara Membersihkan Ujung Pakaian Wanita


Jika kini pada dirimu timbul pertanyaan, “Lalu bagaimana membersihkan ujung pakaian wanita? Bukankah dengan ukurannya yang panjang menjadikan pakaian tersebut besar kemungkinannya terkena najis di jalan?”

Ukhty, Islam adalah agama yang mudah. Jika kita merasa sulit untuk melaksanakan suatu perkara yang diperintahkan syariat, baik dalam perkara wajib atau sunnah, katakanlah pada diri sendiri bahwa kita sendirilah yang belum benar-benar mengetahui dan paham hukum-hukum yang berkaitan dengan perkara tersebut.

Berkaitan mengenai cara membersihkan ujung pakaian wanita, maka simaklah hadiah nabawiyah berikut ini.

Dari seorang ibu putra Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya aku adalah seorang perempuan yang biasa memanjangkan (ukuran) pakaianku dan (kadang-kadang) aku berjalan di tempat kotor?’ maka Jawab Ummu Salamah, bahwa Nabi pernah bersabda, “Tanah selanjutnya menjadi pembersihnya.” (HR. Ibnu Majah, Imam Malik dan Tirmidzi. Hadits shahih)

Namun, ada hal yang harus ukhty perhatikan dan pahami. Bahwa ketentuan yang disebutkan hadits di atas hanya berlaku untuk najis yang kering. Ketentuan ini tidak berlaku jika najisnya adalah najis yang basah atau cair.

Imam Malik berkata, “Sesungguhnya sebagian tanah membersihkan sebagian yang lain. Hal ini berlaku apabila kita menginjak tanah yang kotor, kemudian setelah itu menginjak tanah bersih dan kering, maka tanah yang bersih dan kering inilah yang akan menjadi pembersihnya. Adapun najis seperti air kencing dan semisalnya yang mengenai pakaian/ jasad maka harus dibersihkan dengan air.”

Al Khathabi berkata. “Dan ummat sepakat dalam hal ini.”

Lebih jauh, Imam Syafi’i menjelaskan, bahwa ketentuan berlaku apabila najis yang diinjak adalah najis yang kering sehingga tidak ada najis yang melekat padanya. Maksudnya, najis tidak terlihat jelas secara fisik melekat pada pakaian (tanah telah menyucikannya). Apabila najis yang diinjak adalah najis yang basah, maka harus tetap dibersihkan dengan air hingga bersih.

Lalu, bagian mana yang harus dibersihkan. Apakah hanya pada bagian yang terkena najis saja ataukah seluruh pakaian?

Ukhty, pada asalnya yang wajib dibersihkan adalah hanya pada bagian yang terkena najis. Tidak harus dicuci semua.

Sebagian orang beranggapan bahwa bila suatu bagian pakaian terkena najis maka seluruh pakaian harus dibersihkan. Ini adalah anggapan yang tidak benar. Cukup bagian yang terkena najis saja.

Jika sudah secara maksimal dibersihkan tetapi masih tetap tersisa, maka insya Allah tidak mengapa.

Semoga dengan penjelasan di atas kini para muslimah dapat mengetahui dan mengamalkan beberapa hukum berkaitan pakaian wanita. Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan pada kita mengenai najis, barang yang terkena najis dan bagaimana cara membersihkannya.

Oleh karena itu, hendaklah para muslimah benar-benar mengilmui masalah ini. Tidak hanya sebatas masalah pakaian, tetapi jagalah juga diri dan lingkungan sekitar dari barang najis maupun barang-barang kotor yang bukan najis.

Jangan sampai muncul anggapan bahwa wanita muslimah adalah sosok yang tidak mengerti dan tidak peduli masalah kebersihan.

Bukankah wanita juga yang mengurus sandang-papan bagi suami dan anak-anaknya. Jika kita sendiri tak mengerti, lalu bagaimana keadaan keluarga dan rumah kita nantinya?

Ukhty, mari kita niatkan setiap amal kita untuk mencari wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya. Bukan sekedar karena berprinsip “saya suka kebersihan.”

Tapi mari cintai dan wujudkan keindahan dan kebersihan karena mengharap ridha Allah.


Maraji’:
Al Wajiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz (Terj.), Syaikh ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi (pustaka As Sunnah)
Ensiklopedi Fiqih Wanita, jilid 2, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim (Pustaka Ibnu Katsir)
Kajian Al Wajiz oleh ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar, November 2008
Kajian Al Wajiz oleh ustadz Muslam, tahun 2004
Qutufun minasy Syamailil Muhammadiyah wal Akhlaqun Nabawiyah wal Adabil Islamiyah, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
1,547

Lowongan Kerja Bagi Siapa Saja

Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan. Lowongan ini terbuka bagi semua orang tanpa pengecualian, tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi. Lowongan ini terbuka bagi semua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak, perampok, koruptor, pembunuh, pendeta, kyai, para dermawan, dll. Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang disediakan, bahkan yang tidak melamar sekalipun pasti diterima !



LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :

A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :

Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi, kandidat dijamin akan memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :

1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim). Nikmat yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’ Allah, inilah puncak segala kenikmatan, inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia, yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN DIBAWAH INI

Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun akan merasa lega.

Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng). Rasulullah saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan (tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, “Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali, dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat” M(HR Muslim). Rasulullah saw bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah. Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk menyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.

Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan tahun, yaitu :

1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selama bertahun-tahun hingga ribuan tahun di alam barzakh tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.

2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun, dalam suasana kepanikan dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dan saudara-saudara kita tak mampu menolong kita karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Bahkan para nabipun tidak mampu menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR

- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi.

Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA :

Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda. Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal). Perlu diketahui jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam kandungan ibu.

Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA

Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya.
Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan) selama beberapa hari hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit harta untuk diminta pertanggungjawabann ya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta pertanggungjawabann ya).

PEWAWANCARA:

Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :

1. Siapa Rabbmu ?
2. Apa Dienmu ?
3. Siapa nabimu?
4.. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?

Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

CARA MELAMAR:

Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu melamar, siapa saja dijamin diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk sekaliber malaikat yang bernama Izroil. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?

Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita ketahui, apalagi mengenai akhirat.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut) , langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini. Tidak sadar ia bahwa dirinya sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.


MAU MELAMAR KE POSISI B ?
Mudah saja, hiduplah sesuka anda…