Senin, 26 Oktober 2009

Rukun Islam

Rukun itu perbuatan yang harus dilakukan untuk melengkapi suatu pemenuhan. Oleh sebab itu Rukun Islam itu perbuatan-perbuatan yang harus dilakukan untuk memenuhi kelengkapan seseorang untuk menjadi orang Islam.

Rukun Islam terdiri daripada lima perkara:

  • Mengucap kalimat syahadat sebagai kesaksian diri bahwa Tuhan itu hanya Allah dan Nabi Muhammad s.a.w itu Rasul Allah.
  • Menunaikan sholat wajib lima kali sehari.
  • Berpuasa pada bulan Ramadhan.
  • Mengeluarkan zakat.
  • Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

Syahadat

Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa Arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:

  • Kalimat pertama :
Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
  • Kalimat kedua :
wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
  • Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Ilah. Ilah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
  • Kalimat kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allâh. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadist Muhammad saw. Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai klaim kerasulan setelah Muhammad saw.

Shalat

Shalat adalah rukun Islam yang kedua bagi seorang muslim. Shalat sebagai kwajiban muslim disebut shalat fardlu atau shalat wajib. Kwajiban muslim untuk melakukan shalat sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Masing-masing disebut sebagai :

Berdasarkan kebersamaannya, shalat dapat dilakukan dengan cara :

Dalam menjalankan shalat perlu memenuhi syarat dan rukunnya, tetapi pada kondisi tertentu terdapat keringanan cara melaksanakan shalat. Keringanan ini disebut sebagai rukshah shalat, yaitu :

Zakat

Zakat merupakan kewajiban syar’i dan salah satu dari rukun Islam yang sangat penting setelah syahadat dan shalat. Dalil dari Al Qur’an, As Sunnah maupun ijma’ kaum muslimin telah nyata menunjukkan bahwa zakat merupakan perkara wajib yang jika seseorang mengingkarinya bisa terjerumus ke dalam jurang kekufuran (murtad).Dia harus bertobat jika ingin kembali diakui lagi sebagai seorang muslim. Jika ia enggan bertobat maka boleh untuk diperangi. Sedang mereka yang bakhil atau membayar namun tidak sesuai kewajibannya maka ia telah berbuat zhalim dan akan berhadapan dengan ancaman Allah yang sangat keras.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.”. (QS. 3:180)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang diberi oleh Allah harta kemudian ia tidak membayar zakatnya maka akan dijelmakan harta itu pada hari kiamat dalam bentuk ular yang kedua kelopak matanya menonjol. Ular itu melilitnya kemudian menggigit dengan dua rahangnya sambil berkata: “Aku hartamu aku simpananmu” (HR. Al-Bukhari)

Shaum

Shaum merupakan rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan sholat.Dasar hukum ibadah shaum adalah surat Albaqarah ayat 183.

Haji

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang hukumnya wajib untuk yang telah mampu, baik secara fisik maupun keuangan. Ritual haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan antara lain: Wukuf, tawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridha-Nya.



1.Kalimah Syahadah


Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. [1]Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:

  • Kalimat pertama : Berkas:syahadat1.gif
Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
  • Kalimat kedua : Berkas:syahadat2.gif
wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.

Makna Syahadat

  • Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
  • Kalimat kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allâh. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Muhammad saw. Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai klaim kerasulan setelah Muhammad saw.

Makna La ilaha illallah

Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.

Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta’ala berfirman: “Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah” (QS Muhammad : 19)

Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun islam yang lain. Disamping itu nabi kita pun menyatakan: “Barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga” ( HR Ahmad)

Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan “wahai pamanku ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah” namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah mengajak orang-orang dengan perkataan beliau “Katakan LAA ILAAHA ILLALLAH” maka orang kafir pun menjawab “Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami”. Orang qurays di Zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.

Kandungan kalimah syahadah

krar

Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika kita mengucapkan kalimat syahadah, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu.

  • Sumpah

Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.

  • Janji

Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasul.

Syarat syahadah

yarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.

Syarat syahadat ada tujuh [5] , yaitu:

  • Pengetahuan

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.

  • Keyakinan

Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

  • Keikhlasan

Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.

  • Kejujuran

Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.

  • Kecintaan

Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.

  • Penerimaan

Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

  • Ketundukan

Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.

Asas tauhid dari islam

LAA ILAAHA ILLALLAH adalah asas dari Tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.

Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan.

Makna syahadah bagi muslim

Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut[8]:

  1. pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi dengan dua kalimat syahadah)
  2. intisari ajaran islam; pokok dari ajaran islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa Nabi-nabi dan Rosul-rosul sebelumnya
  3. pondasi iman; bangunan iman dan islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadah
  4. pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat[9] yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
  5. jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang bersyahadatain

2.Ibadah Sholat


Waktu-waktu solat

Solat Zohor Waktunya dimulai sejak matahari tergelincir ke barat dan berakhir di saat bayangan sesuatu benda itu sama betul panjangnya dengan benda itu. Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.

  • Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
  • Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
  • Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
  • Rakaat keempat: Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.

Solat Asar Waktunya dimulai setelah waktu Zohor habis, iaitu ketika bayangan sesuatu benda sama panjang dengan bendanya dan berakhir setelah terbenamnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:

  • Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
  • Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
  • Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
  • Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.

Solat Maghrib Waktunya dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir apabila mega merah telah hilang. Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut iaitu:

  • Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
  • Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
  • Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.

Solat Isyak Waktunya dimulai setelah hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shadiq. Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

  • Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
  • Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
  • Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
  • Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun

Solat Subuh Waktunya dimulai setelah terbit fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.

  • Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam.
  • Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.

Syarat wajib solat:

  1. Islam
  2. Baligh
  3. Berakal
  4. Suci daripada haid dan nifas bagi perempuan

Syarat sah solat:

  1. Suci badan dari dua hadas besar dan kecil.
  2. Suci dari najis sama ada di badannya, di tempat solatnya, dan di pakaiannya.
  3. Menutup aurat.
  4. Menghadap qiblat (kecuali yang uzur dan tidak terdaya)
  5. Yakin masuk waktu solat.

(nota: sekiranya sesudah tamat solat, lalu disedari perkara yang tersebut di atas terjadi – misalnya didapati ada najis di sejadah – maka perlulah diulangi solat itu kerana ia tidak menepati syarat sah solat)

Perkara-perkara yang membatalkan solat:

  1. Keluar/kedatangan hadas besar atau kecil.
  2. Berkata-kata dengan sengaja walau sedikit yang memberi faham, atau ketawa.
  3. Makan/minum walau sedikit.
  4. Melakukan pergerakan di luar rukun solat tiga kali berturut-turut(mutawaliyat).
  5. Berniat keluar dari solat (mufaraqah).
  6. Terkena najis yang tidak dimaafkan pada badan, pakaian dan tempat solat.
  7. Beralih arah dari kiblat dengan sengaja (berpaling dada).
  8. Terbuka aurat dengan sengaja, atau tidak sengaja tetapi tidak segera ditutup.
  9. Berubah niat dari satu solat ke solat yang lain.
  10. Meninggalkan rukun solat.
  11. Murtad

Rukun Solat

Rukun solat ada 13:

  1. Niat.
  2. Takbiratul Ihram (Allahu Akhbar yang pertama).
  3. Berdiri bagi yang mampu.
  4. Membaca surah Al-fatihah.
  5. Rukuk dengan tama’ninah (tama’ninah: tenang dan tertib, tidak terburu-buru).
  6. Iktidal dengan tama’ninah.
  7. Sujud dua kali, dengan tama’ninah.
  8. Duduk di antara dua sujud, dengan tama’ninah.
  9. Tasyahhud Akhir dengan membaca bacaan Tasyahhud.
  10. Duduk dalam Tasyahhud akhir.
  11. Selawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. dalam Tasyahhud Akhir.
  12. Membaca salam.
  13. Tertib.

Pada mazhab Maliki dan Hanafi, baca fatihah rukun bagi solat perseorangan sahaja. (Tidak rukun bila solat jemaah, bila imam baca makmum dengar sahaja berdasarkan al-quran:-dan hendaklah kamu diam bila quran dibacakan.).

Perkara-perkara sunat semasa solat

  1. Sunat Hai’ah
  2. Sunat Ab’adh

Perkara-perkara makruh semasa solat

  • Berpaling ke kiri atau ke kanan (kecuali ketika Salam).
  • Memandang ke atas (mendongak).
  • Berdiri menggunakan sebelah kaki sahaja.
  • Berludah ke hadapan atau ke belah kanan.
  • Berlebih-lebihan membongkok dan menundukkan kepala ketika rukuk.
  • Bercekak pinggang.
  • Menyinsingkan kain atau baju.
  • Bersembahyang ketika hadir makanan (makanan dihidangkan).
  • Bersembahyang ketika berasa hendak qadha’ hajat (membuang air).
  • Ada juga yang mengatakan adalalah makruh ketika solat sambil menutup mata.

Persediaan sebelum menunaikan solat

Perkara yang boleh dilakukan selepas melangsaikan solat

  • Selepas memberi salam,digalakkan untuk duduk berzikir,bertahmid,bertakbir,berselawat dan memuji Allah.(sekiranya ada waktu yang terluang).
  • Membaca Al-Quran
  • Berdoa kepada Allah dengan sebaik mungkin serta mengharapkan keampunan dan rahmat dariNya.

3.Ibadah Zakat


Zakat (زكاة) (dari kata tazakka – mensucikan) (bahasa Inggeris: almsgiving atau tithing) ialah derma yang wajib diberikan orang Islam yang mampu kepada 8 golongan (asnaf) yang berhak menerimanya. Ia merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam.

Dari segi bahasa zakat bererti bersih, suci, subur dan berkembang.

Dari surah At-Taubah (09), ayat 103:

Ambillah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah (zakat), supaya dengannya engkau membersihkan mereka (dari dosa) dan mensucikan mereka (dari akhlak yang buruk) dan doakanlah untuk mereka, kerana sesungguhnya doamu(Muhammad) itu menjadi ketenteraman bagi mereka dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui

Manakala dari segi syarak, zakat ialah mengeluarkan sebahagian daripada harta yang tertentu kepada golongan tertentu apabila cukup syarat-syaratnya

Syarat wajib zakat

  • Islam
  • Merdeka
  • Milik sempurna
  • Cukup nisab
  • Cukup haul (genap setahun hijriah)
  • Niat untuk berniaga (zakat perniagaan sahaja)

Jenis zakat

Zakat terbahagi kepada dua jenis iaitu:

  1. Zakat fitrah
  2. Zakat harta

Zakat fitrah

Pembayaran zakat fitrah dibayar pada bulan Ramadhan sahaja mulai 1 Ramadhan hingga 1 Syawal sebelum solat sunat Aidilfitri.

Zakat harta

Manakala zakat harta boleh dibayar pada bila-bila masa. Kadar zakat harta ialah 2.5% dari jumlah harta. Ia bermaksud segala harta benda kita, 2.5% dari harta kita itu adalah bukan hak kita tetapi hak golongan 8 asnaf yang layak menerima zakat daripada kita. Di Indonesia, zakat harta dikenali sebagai zakat maal.

Zakat harta wajib dikeluarkan kerana ia adalah satu jalan jihad kepada Allah dan Islam. Dari surah At-Taubah, ayat ke-88, (9:88):

(Mereka tetap tinggal) tetapi Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya, berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kebaikan dan mereka itulah juga yang berjaya.

Manakala dari surah An-Nisaa’, ayat ke-95, (4:95):

Tidaklah sama keadaan orang-orang yang duduk (tidak turut berperang) dari kalangan orang-orang yang beriman selain daripada orang-orang yang ada keuzuran dengan orang-orang yang berjihad (berjuang) pada jalan Allah (untuk membela Islam) dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang kerana uzur) dengan kelebihan satu darjat dan tiap-tiap satu (dari dua golongan itu) Allah menjanjikan dengan balasan yang baik (Syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjuang atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang dan tidak ada sesuatu uzur) dengan pahala yang amat besar.

Zakat harta di Malaysia

Berikut adalah jenis zakat yang ada di Malaysia:

Golongan yang layak menerima zakat

Zakat ini mesti dibayar kerana ia akan digunakan untuk kerja kebajikan seperti memberi bantuan kepada 8 golongan asnaf yang berhak untuk menerima wang zakat. 8 golongan adalah:

  1. Fakir – Orang yang tidak berharta serta tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, atau orang yang mempunyai harta dan pekerjaan tetapi tidak dapat menampung keperluan hariannya. Contoh, keperluannya sehari ialah RM 10.00 tetapi dia hanya ada RM 2.00 sahaja.
  2. Miskin – Orang yang mempunyai harta tetapi tidak mencukupi keperluan hariannya. Contoh, keperluan hariannya RM 10.00, tetapi dia hanya ada RM 7.00 sahaja.
  3. Amil – Orang/Pekerja yang ditugaskan oleh pemerintah mengutip/mengagih zakat.
  4. Muallaf – Saudara baru memeluk Islam
  5. Riqab – Hamba yang menebus dirinya secara ansuran.
  6. Al-Gharimin – Orang yang menanggung hutang dan tidak mampu untuk menyelesaikanya
  7. Fisabilillah – Orang yang berjuang di jalan Allah.
  8. Ibnus sabil – Musafir yang terputus bekalannya semasa di perantauan

Selain dari golongan 8 asnaf ini, mereka TIDAK LAYAK untuk menerima wang zakat.

Faedah Zakat

Faedah diniyah (Agama)

  1. Dengan berzakat bererti kita telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang menyuruh seorang hamba pergi kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
  2. Merupakan saranan bagi hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, akan menambah keimanan kerana keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
  3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang bermaksud: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadith yang muttafaq ‘alaih Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam juga menjelaskan bahwa shadaqah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
  4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah s.a.w.

Faedah Khuluqiyah (Akhlak)

  1. Menanamkan dan melahirkan sifat kemuliaan, rasa bertolak ansur, sentiasa bersyukur, bertakwa dan kelapangan dada kepada peribadi pembayar zakat.
  2. Pembayar zakat biasanya bersifat belas kasihan, peramah dan lembut kepada saudaranya yang tidak cukup keperluan.
  3. Merupakan realiti bahawa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta mahupun raga bagi kaum muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa kerana sudah pasti ia kan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
  4. Dalam, zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Sosial Kemasyarakatan)

  1. Zakat merupakan kemudahan untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup fakir miskin yang merupakan kelompok majoriti sebahagian besar negara di dunia.
  2. Memberikan dorongan kekuatan bagi kaum muslimin dan mengangkat kehadiran mereka. Ini boleh dilihat dalam golongan penerima zakat, salah satunya adalah perjuangan di jalan Tuhan.
  3. Zakat boleh mengurangkan dendam dan rasa dengki yang ada dalam dada fakir miskin. Kerana masyarakat bawah biasanya berasa benci apabila melihat mereka yang berkelas tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat. Jika harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengurangkan kemiskinan, tentu akan terjalin keharmonian dan skasih kasih antara si kaya dan si miskin.
  4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
  5. Membayar zakat bererti memperluaskan peredaran harta benda atau wang, kerana ketika harta dibelanjakan maka putarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.
  6. Bagi menangani masalah pengangguran masyarakat Islam, dengan mengambil hasil zakat (sebahagian) untuk disediakan keperluaan yang diperlukan dalam bekerja, menyediakan peluang pekerjaan, menjana pendidikan dan tempat latihan para pekerja.

Hikmah Zakat

Hikmah dari zakat antara lain:

  1. Mengurangkan jurang antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
  2. Membantu mereka yang berjuang dan berdakwah dalam meninggikan kalimah Allah SWT.
  3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
  4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
  5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
  6. Untuk pengembangan upaya umat
  7. Memberi kekuatan moral kepada orang yang baru masuk Islam
  8. Menambah pendapatan negara untuk projek-projek yang berguna bagi ummat.

4.Ibadah Puasa


Puasa (bahasa Arab: صوم) secara bahasanya boleh diartikan sebagai menahan diri. Daripada segi istilah syara’ bermaksud menahan diri daripada makanan atau minuman untuk suatu jangkamasa yang tertentu.

Puasa artinya menahan diri daripada makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu, berkata-kata yang buruk atau sia-sia, dan daripada bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa merupakan medan latihan kesabaran, kejujuran dan bertolak ansur sesama sendiri. Maka secara tidak langsung, puasa juga menolong menanam sikap yang baik dan berbudi. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjutan ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.

Puasa (bahasa Arab: صوم) secara bahasanya boleh diertikan sebagai menahan diri. Daripada segi istilah syara’ bermaksud menahan diri daripada makanan atau minuman untuk suatu jangkamasa yang tertentu.

Puasa artinya menahan diri daripada makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu, berkata-kata yang buruk atau sia-sia, dan daripada bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa merupakan medan latihan kesabaran, kejujuran dan bertolak ansur sesama sendiri. Maka secara tidak langsung, puasa juga menolong menanam sikap yang baik dan berbudi. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjutan ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.


5.Ibadah Haji


Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.

Definsi Haji

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. [1] Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a(tempat sa’i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.

Latar Belakang Ibadah Haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa’i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara’ (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur’an dan sunnah rasul. [2] Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa’i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka’bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.

Jenis ibadah haji

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.

Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.[3][1]

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.[1]

  • Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
  • Haji tamattu’, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
  • Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.

Kegiatan ibadah haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:

  • Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
  • 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina. Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di Mina.
  • 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
  • 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
  • 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
  • 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
  • Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada’ (thawaf perpisahan).

Lokasi utama ibadah Haji

Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka’bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.

Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam masjid ini.

sumber : id.wikipedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar