Kamis, 29 Oktober 2009

Farhan dan Sang Kuda

Saudara perempuan Farhan ingin berlatih mengendarai kuda. Di akhir pekan, mereka sekeluarga pergi ke sekolah berkuda. Ketika saudara perempuannya, Ibu dan Ayahnya berbincang-bincang dengan pelatih berkuda, Farhan pergi melihat-lihat seekor kuda yang tengah merumput.
“Halo!” kata Farhan. “Rumput yang kamu makan kelihatannya sangat kotor dan berdebu. Apa itu tidak merusak gigimu?”
Kuda itu mengangkat kepalanya dan meringkik riang. “Tidak, teman kecilku. Gigi kami membantu memotong-motongnya. Allah menciptakan gigi yang sangat panjang buat kami. Gigi-gigi ini memiliki akar yang tertanam dalam rahang-rahang kami. Bagian akar gigi kami lebih panjang daripada akar gigimu. Ketika gigi kami patah, bagian di dalam tulang akan keluar. Setiap gigi dapat patah 1 sampai 2 inci (2.5 hingga 5 cm) tanpa kami kehilangan kemampuan untuk makan.”
Farhan menimbang sejenak. “Jadi berkat ciri tersebut yang diberikan Allah padamu, kamu terlindung dari kehilangan gigi dalam waktu singkat dan terhindar dari kelaparan.”
“Kamu benar sekali,” kuda itu menyetujui. “Allah menciptakan setiap makhluk hidup sesuai dengan lingkungan tempat hidupnya. Inilah salah satu bukti penciptaanNya yang luarbiasa. Semua makhluk hidup di permukaan bumi membutuhkanNya.”
Farhan mengingat film-film yang pernah dilihatnya tentang kuda. “Kalau aku menaiki punggungmu, kamu bisa membawaku bermil-mil jauhnya, ya?”
“Iya. Tidak ada binatang lain yang bisa membantu manusia seperti kami. Saat ini, tentu saja, ada banyak jalanan dan kendaraan bergerak di sana. Sesungguhnya, baru pada abad terakhir saja mobil dan bentuk transportasi lain mulai melayani orang. Ketika kakek-kakek buyutmu lahir, orang tidak tahu kalau kelak akan ada benda seperti mobil. Ketika itu, membawa orang adalah pekerjaan binatang, terutama kami, para kuda.”
Farhan memperhatikan teman barunya lebih cermat lagi. “Dengan kaki-kaki panjang itu, aku tak heran kalau kamu bisa bepergian jauh. Bisakah kamu juga berlari cepat?”
Kuda itu perlahan mengangkat sebelah kaki depannya. “Allah menciptakan kaki-kakiku tidak hanya agar aku bisa membawa beban-beban berat, tapi juga agar aku bisa lari cepat pada saat yang sama. Kami tidak memiliki tulang selangka seperti binatang-binatang lain. Ini berarti kami dapat melangkah lebih lebar.”
Farhan memikirkannya. “Jadi, Allah menciptakan kamu agar mudah membawa beban-beban berat dan mampu berlari cepat.”
“Ya, Farhan,” teman barunya setuju. “Allah menciptakan kami dengan ciri-ciri ini sehingga manusia bisa memanfaatkan kami.”
Farhan meringis kembali. “Aku yakin, apa yang telah kupelajari darimu jauh lebih menarik untuk saudara perempuanku daripada belajar berkuda, saat kuceritakan semua ini padanya!”
“Selamat jalan, teman kecil,” sang kuda berucap dengan mulut dipenuhi jerami nan lezat.

Ialah Pencipta semua spesies dan emmberimu perahu serta ternak untuk kautunggangi (Surat az-Zukhruf:12)

IBU PANDA, PENGASUH
ANAK YANG ISTIMEWA
Ibu-ibu panda mengasuh bayi mereka dengan baik. Bayi-bayi panda membutuhkan perlindungan khusus, karena ketika dilahirkan, mereka tak dapat menjaga dirinya sendiri. Jika musuh menyerang bayi panda, Ibunya akan menggigit sang musuh dengan rahang yang sangat kuat, dan mencoba melindungi bayinya dengan cara itu. Tetapi, ketika Ibu panda membawa bayi-bayi mereka dengan mulutnya, Ibu-ibu ini bisa sangat lembut. Adalah Allah yang mengajari panda bagaimana mereka harus berperilaku. Allah yang menciptakan mereka, dan tahu yang terbaik yang mereka perlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar